Moderasi Beragama di Suku Sasak | Benchmarking Prodi Sejarah Peradaban Islam di Lombok.

Dinamika kehidupan yang terintegrasi bisa jadi solusi untuk merealisasikan moderasi beragama secara akurat tanpa merugikan pihak manapun

[PASCAUINBDG] 

Moderasi beragama merupakan hal yang identik dengan keberlangsungan hidup bermasyarakat dalam lingkungan yang heterogen. Perbedaan latar belakang tiap individu dalam hidup bernegara mengakibatkan kebutuhan akan wawasan persatuan yang kompleks. Atas dasar hal tersebut, Prodi Magister Sejarah Peradaban Islam, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, melaksanakan kegiatan studi banding. Tepat pada tanggal 7-8 November 2023, rombongan mengunjungi Majelis Adat Sasak Mataram dan Desa Adat Sasak Sade Lombok.

Rombongan Pascasarjana diterima sekaligus disambut baik kedatangannya oleh Pengeraksa (Ketua Majelis Adat Sasak), Dr. H. Lalu Sajim Sastrawan, SH., MH. Pertemuan dua pihak yang memiliki budaya yang berbeda nyatanya menghasilkan banyak pokok pikiran yang secara kontekstual cukup relevan dengan situasi bangsa kontemporer. Pemaparan yang disampaikan terkait dengan bagaimana silsilah, sejarah, keberadaan, dan kelanjutan pemeliharan adat istiadat Sasak. Informasi yang didapat jelas memberi sumbangsih pemikiran yang memantik perwakilan Pascasarjana dalam identifikasi strategi perumusan moderasi beragama secara umum

Adapun demi mempertahankan hubungan, dirumuskan pula Memorandum of Agreement (MoA) yang sekaligus menjadi pondasi awal kerja sama. Penyatuan masyarakat Sasak yang diinisiasi oleh Majelis Suku merupakan salah satu urgensi pemahaman yang didapat Pascasarjana terutama Prodi Magister SPI. Dinamika kehidupan yang terintegrasi bisa jadi solusi untuk merealisasikan moderasi beragama secara akurat tanpa merugikan pihak manapun. Pemahaman tersebut didukung oleh Kepala Kampung Adat, Tholib, yang meyakini betapa besarnya peran tokoh masyarakat dalam implemntasi nilai-nilai toleransi demi mewujudkan persatuan.

Dengan memanfaatkan agenda ini, diharapkan visi jangka panjang yang melibatkan peran aktif Majelis Adat Sasak Mataram, dapat terjaga keharmonisannya. Sehingga dalam skala lebih luas memberikan kebermanfaatan bagi Indonesia yang kita tahu merupakan negara dengan banyak sekali perbedaan ras, suku, dan agama.