United Nation Telah menciptakan Cyber Online Protection | Relevan Digunakan untuk Instansi Pendidikan.

Apakah menjadi hal penting

Pengawasan Berselancar di Internet Pada Murid ?

Perkembangan teknologi dalam beberapa dekade terakhir telah membawa perubahan besar dalam cara manusia berinteraksi, belajar, dan bermain. Namun, dampak dari penggunaan gadget yang berlebihan, terutama pada kalangan pelajar, telah menjadi perhatian serius. Kecanduan gadget di kalangan murid dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan prestasi akademis mereka. Kecanduan gadget juga berpotensi merusak prestasi akademis. Waktu yang dihabiskan untuk bermain game atau berselancar di internet bisa mengganggu waktu belajar yang seharusnya digunakan untuk mengerjakan tugas dan membaca materi pelajaran. 

Dalam dunia psikologi dikenal istilah sensation seeking behavior kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu karena mencari sensasi melalui pengalaman yang bervariasi, baru, dan kompleks. Semakin sering seseorang menunjukkan sensation seeking behavior, semakin tinggi tingkat kecanduannya. Dapat ditarik hipotesa bahwa salah satu faktor kecanduan adalah keberagaman konten yang bersebaran di internet, baik itu melalui sosial media, game, dan sub konten lainnya.

dikutip dari laman resmi United Nation,  Safety Online Protection  menjadi satu dari 24 isu global yang masih menjadi polemik di dunia. Merujuk pada laman yang sama, pada tahun 2022 tertulis bahwa 75% kisaran umur 15-24 tahun menggunakan internet lebih banyak, hal ini menjadi mayoritas atau sekitar 65% dari penduduk di dunia yang menggunakan internet. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa internet ini layakna dua muka koin, memiliki dampak negatif dan positif didalamnya. Dari data diatas dapat dilihat bahwa kategori umur tersebut khususnya di Indonesia memiliki masa produktif dalam menjalankan pendidikan yang terhitung sejak Sekolah Menengah Atas hingga jenjang perkuliahan. Hal tersebut dirasa relevan untuk dijadikan bahan interlokasi atau diskusi bagi mahasiswa pascasarjana.

Safety Online Protection yang sudah mulai diusung sejak tahun 2020 oleh United Station (Child Online Protection)  ini sejatinya bertujuan untuk menanggulangi terkait: 

  1. Keamanan cyber
    Child Online Protection (COP) Initiative adalah jaringan multi-stakeholder yang diluncurkan oleh International Telecommunication Union (ITU) untuk mempromosikan kesadaran akan keselamatan anak di dunia online dan untuk mengembangkan alat praktis untuk membantu pemerintah, industri, dan pendidik. Pedoman ITU tentang Perlindungan Daring Anak adalah seperangkat rekomendasi komprehensif untuk semua pemangku kepentingan terkait tentang cara berkontribusi pada pengembangan lingkungan daring yang aman dan memberdayakan bagi anak-anak dan remaja.

  2. Perundungan siber
    Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) telah bekerja sama dengan platform media sosial untuk menjawab beberapa pertanyaan paling umum tentang cyberbullying dan memberikan saran tentang cara menghadapinya. Inisiatif Kindly UNICEF bertujuan untuk mengakhiri cyberbullying — satu pesan dalam satu waktu.
    Setiap Kamis pertama bulan November, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menandai Hari Internasional Melawan Kekerasan dan Penindasan di Sekolah Termasuk Penindasan Maya, mengakui bahwa kekerasan terkait sekolah dalam segala bentuknya merupakan pelanggaran hak anak dan remaja untuk pendidikan dan kesehatan dan kesejahteraan. Hari tersebut merupakan kesempatan bagi para pemangku kepentingan di seluruh dunia untuk meningkatkan upaya memastikan keselamatan siswa di sekolah dan di ruang daring.

  3. Eksploitasi dan pelecehan seksual
    UNICEF mencegah dan menanggapi eksploitasi seksual online terhadap anak-anak di tingkat negara dan global. Ini mendukung respons nasional yang terkoordinasi terhadap eksploitasi seksual anak online di lebih dari 20 negara – menggunakan model Aliansi Global WePROTECT – memperkuat kapasitas responden di lapangan untuk memberikan layanan kepada para korban.

  4. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam laporannya tahun 2022 tentang pencegahan kekerasan online terhadap anak-anak, berfokus pada pelecehan seksual anak, termasuk perawatan dan pelecehan gambar seksual serta agresi dan pelecehan dunia maya. Laporan tersebut menyoroti pentingnya penerapan program pendidikan yang diarahkan pada anak-anak dan orang tua.

  5. Perdagangan manusia
    Perdagangan manusia adalah kejahatan global yang memperdagangkan orang dan mengeksploitasi mereka untuk mendapatkan keuntungan. Pelaku perdagangan manusia telah mahir menggunakan platform internet untuk merekrut korban dan menarik klien. Anak-anak dan remaja rentan terhadap tipu muslihat dalam mencari penerimaan, perhatian, atau persahabatan dan sering ‘dirayu’ oleh para pedagang di platform media sosial. Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) mendukung Negara Anggota dalam upaya mereka untuk mencegah dan memerangi perdagangan manusia, termasuk melalui kegiatan kesadaran keamanan online yang ditujukan untuk anak-anak dan remaja.

  6. Internet untuk Kepercayaan
    UNESCO memelopori upaya global untuk mengembangkan solusi regulasi guna meningkatkan keandalan informasi pada platform digital dalam menghadapi meningkatnya disinformasi. Pada bulan Februari 2023, badan PBB menjadi tuan rumah konferensi Internet for Trust untuk membahas seperangkat pedoman global yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan internet yang aman dan terjamin bagi pengguna sambil melindungi kebebasan berekspresi dan akses ke informasi. Pedoman tersebut mendesak platform digital untuk mengakui tanggung jawab khusus mereka terhadap anak-anak yang memiliki status khusus mengingat tahap perkembangan mereka yang unik dan suara politik yang terbatas. UNESCO juga merupakan badan PBB terkemuka yang mempromosikan literasi media dan informasi (MIL), yang memberdayakan masyarakat untuk berpikir kritis tentang informasi dan penggunaan perangkat digital. UNESCO berusaha untuk membekali pemuda dengan keterampilan literasi media dan informasi yang memberdayakan mereka untuk menjadi pemimpin dan pendidik sebaya dalam penciptaan dan penyebaran pengetahuan dan sumber daya MIL. Sejak tahun 2016 telah diadakan Youth Agenda Forum untuk membantu generasi muda mengetahui perkembangan terkini MIL. Ini adalah bagian dari Pekan Literasi Media dan Informasi Global tahunan, kesempatan besar bagi para pemangku kepentingan untuk meninjau dan merayakan kemajuan yang dicapai menuju literasi media dan informasi untuk semua.

Rangkaian solusi ini merupakan hal yang baik dan dapat dijadikan referensi yang harus diimplemetasikan bagi peserta didik. Mengingat terdapat program studi Pendidikan Agama Islam di jenjang Magister dan program studi Pendidikan Islam jenjang Doktor yang akan berhadapan langsung dengan isu global tersebut. Khususnya dalam dunia pendidikan pada setiap jenjangnya, pengawasan dari Guru, Dosen, atau lembaga pendidikan harus lebih konverhensif terkait dengan penggunaan internet.

Allahu ‘Alam