“Tidak ada SuperMan, yang ada adalah SuperTeam”
Itu adalah salah satu statement Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., MT saat beliau menjadi salah satu narasumber pada kegiatan workshop Pengembangan Kurikulum Pascasarjana Merujuk KKNI pada Era Revolusi Industri 4.0″ di Kamojang Green Hotel Resort, Garut (25/11/2019). Statement tersebut menegaskan bahwa kebersamaan itu penting, terutama di dunia pendidikan, kolaborasi saat ini menjadi modal utama untuk melangkah jauh.
Pada sesi pemaparan materi dengan judul “Kurikulum Pascasarjana: Tantangan dan Transformasi”, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., MT menyampaikan dunia sudah mulai beralih dari era Industri 4.0 (yang sudut pandangnya berupa perubahan-perubahan kemajuan fisik, alat-alat, mulai dari perkakas hingga internet), menjadi era Society 5.0 yang di gagas Jepang pertama kali, dimana sudut pandangny adalah perubahan peradaban. Goal dari Society 5.0 adalah kecerdasan emosional, intelektual, fisika, sosial, dan humanisme harus menjadi satu kesatuan yang didukung dengan teknologi sebagai alat bantunya. Hal ini menunjukkan peradaban di era ini mengutamakan kolaborasi.
Selaras dengan UNESCO, lebih dari Learning to know, Learning to do, dan Learning to be, pendidikan perlu Learning to live together dan Learning how to learn. Bagaimana ilmu bisa diperoleh dari manapun, tidak melihat usia, senior-junior, karena belajar dari manapun, meskipun dari mahasiswa, dari junior, tidak akan menurunkan marwah seseorang. “Mari kita belajar bersama, berkolaborasi, hilangkan stack of knowledge, untuk pendidikan Pascasarjana UIN Bandung yang lebih baik.” tutur Prof. Ali Ramdhani. Beliau menambahkan solusi utamanya adalah transformasi pendidikan, yang membutuhkan literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia.
Narasumber berikutnya, Dr. M. Solehuddin, M.PD., MA (Wakil Rektor I Universitas Pendidikan Indonesia) pun menuturkan pentingnya bertransformasi dan responsif terhadap perubahan kurikulum. Dimana pendidikan membutuhkan kemampuan dalam literacy, numeracy, scientific literacy, ICT (Information and Communication Technology) Literacy, financial literacy, hingga cultural and civic literacy. “Kerja sendiri lebih cepat, tapi kerja kolaborasi lebih jauh.” tutur beliau yang juga memaparkan pentingnya kolaborasi keilmuan, baik antar-disipliner, inter-disipliner, hingga multi/trans-disipliner. Beliau juga memaparkan flow process dalam pengembangan kurikulum yang dimulai dari perumusan profil lulusan, merumuskan capaian pembelajaran, pemilihan bahan kajian beserta matriks-nya, mengonsep mata kuliah dan besarnya SKS, hingga menyusun mata kuliah dan rancangan pembelajaran.
Kegiatan workshop pengembangan kurikulum Pascasarjana diakhiri dengan 3 sesi paralel yang diisi dengan pemaparan kurikulim berbasi KKNI dari masing-masing Program Studi (Prodi). Sesi I terdiri dari Prodi Magister Pendidikan Agama Islam, Magister Manajemen Pendidikan Islam, Magister Pendidikan Bahasa Arab, dan Doktor Pendidikan Islam yang dimoderatori oleh Prof. Dr. H. Supiana, M.Ag. Sesi II terdiri dari Prodi Magister Ilmu Hukum, Magister Ekonomi Islam, Magister Hukum Keluarga, Magister Hukum Ekonomi Syari’ah, dan Doktor Hukum Islam yang dimoderatori oleh Dr. H. Ahmad Hasan Ridwan, M.Ag. Sedangkan Sesi III terdiri dari Prodi Magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Magister Ilmu Hadits, Magister Sejarah Peradaban Islam, Magister Komunikasi Penyiaran Islam, dan Doktor Studi Agama-agama yang dimoderatori oleh Dr. H. Mulyana, Lc., M.Ag. Diskusi berlangsung menarik dan antusias dengan semangat untuk kemajuan kurikulum Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung. (DianSM)