Kuliah Umum Program Studi Doktor Hukum Islam: Menyingkap Potensi Artificial Intelligence dalam Riset

Dr. Anucius memaparkan bahwa salah satu mitos terbesar tentang generative AI adalah anggapan bahwa AI dapat menggantikan peneliti manusia

[PASCAUINBDG] Jumat, 08 November 2024

Program Studi Doktor Hukum Islam Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung menyelenggarakan kuliah umum yang menghadirkan tema menarik dan relevan, yaitu “Artificial Intelligence for Research.” Bertempat di Aula Teater, Lantai 4, Gedung Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, kegiatan ini berhasil menarik perhatian para mahasiswa dan akademisi. Kuliah umum ini mendalami pemanfaatan kecerdasan buatan dalam dunia riset, sebuah inovasi yang kian signifikan di era digital saat ini.

Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Prodi Doktor Hukum Islam, Prof. Dr. H. Ahmad Hasan Ridwan, M.Ag, yang menyampaikan apresiasi atas kehadiran dua narasumber, yakni Dr. Anucius Gumawang Jati, M.A dari Institut Teknologi Bandung, dan Muhammad Aminuddin, M.Pd., Ph.D. Prof. Hasan menegaskan pentingnya memahami kecerdasan buatan sebagai alat yang memperkaya kualitas riset akademik. Turut mendampingi dalam pembukaan ini adalah Sekretaris Prodi, Dr. Ending Solehudin, M.Ag, yang juga menyambut antusiasme para peserta.

Dr. Anucius Gumawang Jati, pemateri pertama, memulai sesi dengan memberikan wawasan mendalam terkait generative AI. Menurutnya, AI tidak hanya berfungsi sebagai alat analisis data, namun juga sebagai penghasil konten baru berdasarkan pola dari data latih yang luas. Beliau memaparkan bahwa salah satu mitos terbesar tentang generative AI adalah anggapan bahwa AI dapat menggantikan peneliti manusia. Namun, faktanya, AI tetap membutuhkan peran peneliti untuk menilai dan memastikan konteks serta akurasi hasilnya, mengingat AI tidak memiliki pemahaman kontekstual seperti manusia​.

Dr. Anucius juga menekankan bahwa AI sebaiknya dilihat sebagai mitra dalam penelitian, bukan pengganti. Generative AI dapat meningkatkan produktivitas peneliti dengan menangani tugas yang lebih teknis dan berulang, sehingga peneliti dapat fokus pada tugas-tugas yang lebih kreatif dan analitis. Beliau membagikan beberapa tips praktis dalam memanfaatkan AI untuk riset, seperti memanfaatkan AI untuk menyusun struktur dan brainstorming, namun tetap menjaga etika penggunaan dan tidak sepenuhnya mengandalkan AI sebagai penyedia konten ilmiah​.

Sesi selanjutnya diisi oleh Muhammad Aminuddin, Ph.D, yang memperkenalkan aplikasi NVIVO. Aplikasi ini dirancang untuk membantu peneliti dalam mengolah data kualitatif, yang sesuai dengan karakteristik penelitian dalam Hukum Islam yang dominan kualitatif. Aminuddin menjelaskan bahwa NVIVO dapat menyederhanakan proses analisis data kompleks, memudahkan peneliti dalam mengidentifikasi tema dan pola pada data yang besar dan beragam. Penggunaan aplikasi ini, menurutnya, sangat bermanfaat untuk mahasiswa dan akademisi yang terlibat dalam penelitian kualitatif.

Kegiatan kuliah umum ini berhasil membuka wawasan peserta tentang potensi kecerdasan buatan sebagai pendamping riset yang inovatif. Antusiasme peserta tampak dari berbagai pertanyaan yang diajukan kepada para pemateri. Melalui kuliah umum ini, diharapkan para mahasiswa dan tenaga pengajar UIN Sunan Gunung Djati Bandung dapat memanfaatkan kecerdasan buatan secara bijak dan efektif dalam mendukung kegiatan akademik dan penelitian mereka.