Agama diyakini bersumber dari wahyu Tuhan melalui utusan-Nya yang kemudian disampaikan kepada umat manusia, sehingga agama menjadi sumber tata nilai ilahiah. Agama merupakan tata nilai, sumber perilaku dan sikap hidup yang sifatnya esensial dalam kehidupan manusia. Sebagai sumber ilahiah, agama bersentuhan secara langsung dengan kehidupan manusia. Agama kemudian diterjemahkan oleh manusia dalam kehidupannya secara beragam sehingga menjadi pesan ilahiah melalui corak kecenderungan insaniah. Penerjemahan inilah yang melahirkan beragam dimensi, ekspresi, pengalaman, kreasi, pola pemahaman, aliran-aliran, doktrin. Kemudian bermunculan aliran-aliran keagamaan, aliran ortodoks, aliran klasik, modernis, liberal, hingga fundamentalis atau radikalis. Termasuk juga munculnya lembaga-lembaga keagamaan secara formal.
Fenomena lain yang muncul adalah lahirnya persoalan keagamaan seperti klaim kebenaran di antara masing-masing agama, bahkan saling berhadapan, bertabrakan, dan menjadi pertarungan antar agama. Dampaknya, bermunculan kelompok eksklusif yang diskriminatif terdahap agama lain atau bahkan dalam masing-masing agama itu sendiri. Bahkan, jika persoalan ini sudah sampai pada hubungan antar umat beragama secara luas, wajah agama menjadi sumber konflik antar manusia. Dalam hal ini, penting untuk memahami studi agama-agama dalam memaknai eksklusivitas dan inklusivitas antar agama-agama. Jika nilai-nilai universal dalam masing-masing agama menemukan titik temu, maka toleransi dan keharmonisan umat beragama akan tercipta sehingga menjadi daya tarik untuk diteliti dan dibahas.
Dengan demikian, studi agama-agama merupakan respon keilmuan atas atas tiga persoalan utama. Pertama, agama merupakan realitas keilmuan, sama halnya dengan realitas-realitas fenomena sosial lainnya dalam sosiologi. Kedua, problem dialogis antar agama sebagai realitas doktrin-normatif dan sebagai ralitas historis-empiris. Ketiga, problem dialogis antar agama-agama data dataran realitas doktrin-normatif, maupun dataran realitas-empiris yang melibatkan hubungan antar umat beragama.
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung merupakan salah satu Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) di Indonesia, yang sejak tahun 2019, telah terakredisi A dari BAN-PT. Beberapa tahun terakhir, universitas terus mendapatkan pengakuan secara nasional, di antaranya:
Salah satu rencana strategis UIN SGD Bandung adalah rekognisi internasional, di antaranya melalui akreditasi internasional FIBAA, dimana Program Studi Magister Studi Agama Agama (Prodi Magister SAA) ditunjuk sebagai salah satu prodi yang diajukan untuk diakreditasi oleh FIBAA. Program Magister SAA awalnya merupakan salah satu konsentrasi di bawah Prodi Ilmu Agama Islam (IAI)—yaitu konsentrasi Religious Studies—dengan subsidi beasiswa dari Kementerian Agama.
Kemudian pada bulan Agustus tahun 2011, konsentrasi ini berubah menjadi Program Magister SAA berdasarkan SK Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor Dj.I/53/2011. Program Magister SAA merupakan salah satu prodi yang memiliki sumber daya yang unggul baik dalam lingkup nasional maupun internasional. CPL Prodi sebagai Penyuluh Agama baik pada lingkup lokal, regional, nasional maupun internasional merupakan salah satu bentuk implementasi dari rencana strategis UIN SGD Bandung.
Hal ini sejalan dengan berbagai program skala nasional dan internasional yang telah dilaksanakan oleh Prodi melalui Program Pascasarjana (PPS), termasuk sertifikasi internasional bagi Direksi Pascasarjana dan SDM di Prodi.
Jalan Cimencrang, Panyileukan, Cimencrang, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat 40292
+62 896-5528-9523
s2saa@uinsgd.ac.id
Copyright © 2022 Studi Agama Agama. All rights reserved